Kamis, 13 Agustus 2009

Khayalan Tingkat Tinggi (Mudah-mudahan Terwujud)

Sambil menghisap batang rokoknya, Adelin Lis mulai duduk sambil menunjukkan jari
telunjuknya ke arah seorang penyidik dari MABES POLRI. Gayanya santai. Tidak
terlihat sedikit pun kekhawatiran bahwa ancaman hukuman seumur hidup yang akan
dijatuhkan kepadanya mengingat dosa dan kesalahannya sudah begitu banyak.
Pembalakan Liar, Penyuapan, Pemerasan, Kabur dari Penjara hingga Pemalsuan
Vonis.

"Jadi anda adalah perwira bintang satu yang sering dibicarakan oleh pengacara
saya", kata Adelin Lis sambil sesekali tersenyum.

"Apa maksud anda ?", kata pria bertubuh tegap tersebut. Sambil mengelus
kepalanya yang mulai ditumbuhi uban.

"Pengacara saya mengatakan bahwa ketika anda menjabat sebagai Kapolwil, anda dan
jajaran anda menggrebek sebuah tempat yang menjadi transaksi narkoba. Tak
dinyana ditempat itu, si bandar besar tidak lari. Dia tersenyum, dan
mengeluarkan tiga buah karung berisi uang. Yang lebih mencengangkan isi karung
tersebut ternyata berjumlah USD 1 juta.", katanya sambil menghisap rokok
dalam-dalam.

"Tapi anda menolak. Uang tersebut disita dan dijadikan barang bukti. Uang
berkarung-karung tersebut anda bawa ke MABES POLRI dan disimpan dalam lemari
besi yang besar, bahkan anda sama sekali tidak bisa membuka lemari besi
tersebut. Beberapa perwira tinggi ternyata menyebut anda sebagai Komandan
Tolol."

"Saya setuju dengan pendapat mereka. Seharusnya anda tinggal melaporkan bahwa
ditemukan uang ratusan juta rupiah. Sementara uang pemberian dari bandar besar
tersebut seharusnya anda simpan. Lumayan buat tabungan hari tua, menyekolahkan
anak anda di luar negeri, membeli mobil baru atau apa pun sesuka anda. Lagi pula
anak buah anda gak akan protes selama anda mau membagi uang itu sedikit kepada
mereka. Sekedar uang rokok.", katanya lagi dengan mimik muka serius.

" Lalu apa yang akan anda perbuat. Itu cuma bagian tugas saya di masa lalu.
Sekarang, lebih baik anda fokuskan kepada tuduhan yang dikenakan pada anda.
Semua bukti sudah mengarah kepada anda. Apakah anda masih menyangkal ?", kata
pria tersebut terlihat makin emosi.

"Saya tidak menyangkalnya", kata Adelin Lis, " Tapi saya mau mengajukan sesuatu
dimana anda harus mengikuti persis apa yang saya mau".

"Anda mau memerintah saya ? Saya jamin, anda tidak bisa ! Lagi pula anda
menyangkal atau tidak menyangkal hukuman anda tetap segitu. Seumur hidup. Jangan
pernah anda bernegosiasi dengan saya, karena semua usaha anda pasti tidak akan
berhasil", kali ini dia setengah membentak

"Saya mau masuk penjara. Saya ingin mengakui semua kesalahan dan dosa saya. Tapi
saya ingin anda tahu, bahwa Saya tidak mau masuk penjara sendirian ! Saya mau
semua nama-nama yang saya beberkan kepada anda juga harus masuk ke penjara !",
kata Adelin Lis tak mau kalah.

"Apa maksud anda ?", tanya pria itu keheranan.

"Tahukah anda bahwa bisnis haram saya berjalan lantaran saya memberi uang kepada
para aparatur keamanan ? Saya bukan cuma memberikan uang kepada polisi, tapi
juga kepada aparat militer, pemda, kejaksaan, pengadilan dan Departemen
Kehutanan. Juga beberapa aparat desa dan preman binaan aparatur. Anda pikir
berapa yang saya keluarkan tiap bulan kepada semua pihak tersebut ? semuanya
seratus ribu dollar amerika ! Bahkan bulan kemarin jumlahnya meningkat hingga
dua ratus ribu !", katanya sambil menyeruput kopi pahit.

"Bagaimana kalau saya katakan bahwa saya tidak bisa membantu anda. Karena
mungkin ini melibatkan petinggi POLRI dan Militer ?", kata pria tersebut dengan
mimik muka lebih tegang.

"Sebagai pemilik bisnis dengan omset 250 juta dollar amerika, Saya akan membeli
keadilan di negeri ini. Tentunya anda tidak mau saya bebas begitu saja
menyebabkan kerja keras anda selama bertahun-tahun menghilang begitu saja?" kata
Adelin Lis sambil tersenyum lebar.

"Baiklah", kata pria tersebut. Saya berjanji kepada anda untuk menindak tegas
nama-nama tersebut. Tapi ingat ! Jika anda berbohong satu nama pun maka anda
saya jamin tidak akan bebas.", kata pria tersebut sambil meneguk gelas berisi
teh pahit.

Maka Adelin Lis memberikan nama-nama kepada pria tersebut. Pria itu
membicarakannya langsung dengan Kapolri waktu ada undangan di Istana. Tidak
disangka-sangka, Presiden mendengar pembicaraan mereka dan meminta untuk
menindaktegas siapa pun pangkatnya. Lebih mengejutkan, hari itu juga Presiden
menandatangani Surat perintah Khusus kepada Kapolri untuk menindaklanjuti temuan
tersebut.

Hari-hari berikutnya selama dua bulan seluruh pemberitaan di Surat Kabar mulai
berisi berita penangkapan. Terdapat beberapa orang Kapolda, Kapolwil, Kapolres,
Kapolsek hingga pelaksana di lapangan ditangkap oleh tim khusus MABES POLRI.
Bekerja sama dengan PUSPOM TNI, juga ditangkap beberapa pejabat penting
dilingkungan KODAM, Komandan KODIM, Komandan KORAMIL, Babinsa dan petugas
lapangan. Tidak tanggung-tanggung pula semua Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Pemda dan Departemen Kehutanan juga ditangkap. Termasuk kepala Kanwil
Dephut yang terlibat. Presiden juga memberikan ijin kepada Kapolri untuk
menangkap para Bupati, Walikota dan Gubernur yang terlibat berikut anggota DPRD.

Hasil tangkapan sungguh fantastis ! jumlah perwira polisi dan militer yang
ditangkap berjumlah 1109 orang ! pegawai dephut sebanyak 500 orang lebih, 8
orang bupati, 10 orang walikota dan 2 orang gubernur juga menjadi tersangka
dalam kasus tersebut.

Adelin Lis akhirnya divonis hukuman 15 tahun penjara. Lebih rendah dari tuntutan
Jaksa sebesar 30 tahun penjara. Alasan majelis hakim, karena yang bersangkutan
telah bersikap kooperatif terhadap aparat penegak hukum. Ajaibnya, Adelin Lis
langsung menyatakan tidak akan mengajukan banding dan menerima hukuman tersebut
dengan ikhlas.

------------------------------------------------------------------------

Saya membayangkan cerita diatas benar-benar terjadi di Indonesia. Namun
sayangnya, dialog dan cerita tersebut hanya terjadi di film American Gangster
yang dibintangi oleh Russel Crowe dan Denzel Washington serta dirilis tahun
2007. Lebih menakjubkan lagi bahwa ternyata film tersebut dibuat berdasarkan
kisah nyata tokoh gangster terkenal Amerika bernama Frank Lucas.

Saya cuma berharap, sepenggal episode dalam film tersebut hadir disini.
Setidaknya, jika saya bisa bermimpi maka hal tersebut dapat saya jadikan wacana
untuk menjadi kenyataan, oleh orang lain. Tidak tertutup kemungkinan dalam waktu
dekat, mimpi saya bisa menjadi kenyataan.

Adakah yang mau mewujudkannya ? Tentunya akan semakin indah perjalanan pengembaraan ini jika khayalan saya yang sederhana ini dapat terwujud.

2 komentar:

gunadharma mengatakan...

Buat Pak Hery Herdianto,
Sebenarnya artikel ini mau saya sumbangkan ke blog Pak Hery buat dimuat. Namun berhubung saya sudah punya blog sendiri maka artikel ini saya posting di blog saya.
Saya nantikan tanggapan dan komentar Bapak soal artikel ini.

Hery Herdianto mengatakan...

Thanks banget kalo Bung Guna punya niat memberikan "hibahan" sebuah tulisan untuk blog saya, namun saya juga berpendapat, memang sebaiknya sebuah tulisan akan menjadi berarti bagi penulisnya bila dia sendiri yang "mengekploitasi" tulisanya sendiri apalagi bila sampai di publikasikan. Karena akibat (baik atau buruk)dari semua itu akan diterima langsung oleh sang penulis. Jika tanggapan Bagus maka sang penulis akan bangga dan semangat untuk tetap menulis, namun jika buruk, maka sang penulis akan semakin berusaha menjadi penulis yang lebih baik...makin termotivasi, tapi saya yakin Bung Guna lebih paham masalah ini...iya kan Bung...

Mengenai isi tulisan ini, saya pun berharap kita sebagai bangsa yang beradab dan punya moral yang katanya lebih tinggi dari bangsa-bangsa lain, sejatinya bisa mewujudkan kondisi diatas sebagai "Bargain" kepada bangsa lain. Bukankah jika kita bisa bertindak seperti itu maka nilai positif yang diberikan bangsa lain akan membuat perubahan pada semua lini disistem negara kita, baik sistem ekonomi, sumber daya manusia, sumber daya alam, pertahanan bahkan perdamaian abadi yang disebutkan dalam UUD 45 akan tercapai dinegara ini....sungguh. Sebetulnya adalah masalah niat....kalo kita sudah yakin dan sanggup melaksanakan apa yang kita impikan, niscaya keprcayaan dunia akan mempengaruhi kehidupan sosial dinegara kita dalam diberbagai lini. Betul gak Bung....

Oke terus menulis dalam bahasa yang beda ya....Congrats

Posting Komentar