Rabu, 24 Juni 2009

Apa yang Bisa Saya Berikan ?

Judul yang menjadi tulisan ini adalah pertanyaan mendasar yang terkadang banyak orang yang tidak tahu bagaimana menjawabnya. Saya menganggap ketidaktahuan itu wajar jika seandainya orang tersebut tidak mengetahui potensi apa yang dimilikinya.
Namun apakah kita akan terperangkap dalam ketidaktahuan tentang potensi kita ? Apakah selamanya kita akan menjawab tidak tahu ?

Sungguh merupakan kesia-siaan apabila kita masih terjebak dalam ketidaktahuan untuk sekian lama. Karena perjalanan pengembaraan ini sangat panjang, tentunya harus ada suatu bekal yang dibawa untuk dapat dibanggakan dihadapan-Nya. Jikalau kita tidak mengetahui potensi kita, maka bekal apakah yang akan kita banggakan dihadapan-Nya ? Mana mungkin kita dapat melakukan suatu karya nyata jika kita tidak tahu potensi apakah yang dapat kita gunakan untuk membuat karya nyata tersebut ?
Bukankah Dia telah berfirman dalam kitab suci teragung :

Sungguh Dia telah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji siapa diantara kalian yang paling baik karya nyatanya. Sungguh Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (The Holly Quran, Surah 67 verse 2)

Karenanya, Saudaraku... marilah kita menggali semua potensi kita. Kenali apa yang menjadi kelebihan kita. Fokuskan pada peningkatan kemampuan kelebihan potensi kita. Lalu gunakan potensi itu untuk membuat karya terbaik dalam hidup kita dengan tetap meluruskan niat hanya kepada-Nya.

Percayalah ! Jika kita mampu menggunakan potensi kita dengan baik. Dengan tetap meluruskan niat hanya kepada-Nya, maka Dia akan memberikan sebuah balasan yang besarnya tidak pernah disangka-sangka. Dia pulalah yang akan memberikan keutamaan dan kedudukan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Serta Dia pulalah yang akan meneguhkan kedudukan kita. Tidak ada yang Dia berikan kecuali hanyalah kemuliaan.

Tidakkah kita ingin mendapatkan kemuliaan dari-Nya ? Maka lakukanlah dari sekarang. Temukan potensi tersebut, sehingga pertanyaan yang menjadi judul dari tulisan ini akan dengan mudah anda jawab.

Kamis, 18 Juni 2009

Sebuah Awal

Sang Maha Guru Bijaksana sekaligus Utusan Tuhan Terakhir, Rasullullah SAW mengeluarkan sabda yang sangat fenomenal. Sabdanya antara lain sebagai berikut :

"Sesungguhnya segala sesuatu tergantung dari apa yang diniatkannya. Dan sungguh seseorang akan mengikuti apa yang diniatkan dalam hatinya. Siapa saja yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang berhijrah karena takut mengalami kerugian dari perdagangannya (bisnis) atau karena wanita yang ingin di nikahinya, maka hijrahnya akan sampai kepada apa yang diniatkannya". (HR Bukhari & Muslim)

Karenanya niat, meskipun hanya persoalan kecil dalam hati manusia,  menjadi sangat penting. Jika seseorang bekerja karena niat kepada Allah, maka sudah jelas akan mendapatkan balasan dari Allah. Dia tidak akan perduli kepada balasan dari sesama manusia. Apakah baik ataukah buruk. Sehingga seandainya manusia membalasnya atau memberikan imbalan, maka dia akan bersyukur dan mengembalikannnya kepada Allah. Namun jika seandainya manusia tidak membalasnya atau bahkan merendahkan dan mengingkarinya maka dia tak akan kecewa. Dia akan bersabar dan mengembalikan sepenuhnya kepada Allah.

Coba perhatikan apabila seseorang bekerja bukan karena niat kepada Allah, maka tentunya dia akan berusaha memperoleh balasan dari sesama manusia. Jika manusia membalasnya atau memberikan imbalan maka dia akan lupa diri. Demikian pula jika manusia tidak membalasnya atau merendahkannya maka dia akan kecewa, marah dan sedih. Jiwanya menjadi rapuh dan tidak berbahagia. Sungguh sangat tersiksa jika berada di keadaan yang demikian.

Karena pentingnya niat maka tidak heran seorang Ulama Tabi'in terkemuka bernama Abdullah Ibnu Mubarok r.a. pernah mengatakan, "Betapa banyak pekerjaan besar menjadi kecil tidak bernilai karena niatnya bukan karena Allah. Sebaliknya betapa banyak pekerjaan kecil menjadi bernilai besar karena diniatkan karena Allah".

Karena itu Saudaraku, marilah kita sama-sama merenung. Apakah kita dalam bekerja, belajar dan beraktivitas di dasari karena niat kepada Allah ? Apakah kita telah benar-benar ikhlas niat kepada-Nya ? Hanya mengharap balasan dari-Nya ? ataukah ada niat yang lain selain untuk-Nya sehingga kita mengharap kepada selain-Nya yang artinya harus bersiap menuai kekecewaan ?

Saudaraku, sungguh pengembaraan ini sangat panjang dan lama. Masih ada tahapan-tahapan kehidupan yang harus kita jalani sebelum sampai di tujuan akhir kita. Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Sungguh sebuah kesia-siaan apabila kita hidup bukan untuk-Nya. Menjalani hidup selain jalan-Nya dan mengharap kepada selain-Nya. Lalu jika memang Dia Yang Maha Kuasa merupakan akhir dari pengembaraan kita, mengapa tidak sejak awal kita mengabdikan hidup hanya kepada-Nya ?

Sekedar pengingat, inilah kalimat yang senantiasa kita ucapkan minimal lima kali sehari ketika berdiri di hadapan-Nya.

"Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku. Hanya untuk-Mu, Allah penguasa alam semesta".

Senin, 15 Juni 2009

Tentang Blog Ini

Berawal dari sebuah keinginan kuat untuk dapat menyalurkan ide, gagasan, atau usulan bahkan kritikan kepada khalayak luas. Prihatin lantaran fenomena kehidupan semakin lama semakin gersang dan layu. Karenanya dengan bismillah, saya berusaha menyebarkan kebaikan kepada semua orang lewat tulisan.
Harapan boleh disemai. Kebaikan harus ditanam. Itulah yang mendasari saya untuk dapat membuat kehidupan lebih berarti. Semoga blog ini menjadi jembatan kebaikan dan penebar rahmat ditengah arus kehidupan yang semakin lama semakin keras dan kejam. Semoga pula menjadi penyejuk ditengah-tengah makin panasnya irama kehidupan kita.
Mengapa memilih judul Pengembara Kehidupan ? Karena pada hakekatnya kita semua adalah pengembara yang akan berjalan hingga sampai pada tujuan akhir. Pemimpin orang bertakwa dan Maha Guru Kebijaksanaan, seorang utusan Tuhan akhir jaman dan penghabisan, pernah mengatakan bahwa kehidupan di dunia ini laksana orang asing yang sedang mengembara. Karena bagaimana pun tujuan akhir dalam pengembaraan kita di dunia ini adalah satu, yakni Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Karena itulah blog ini mengingatkan kita semua bahwa hakekatnya kita sedang mengembara menuju tujuan akhir. Seberapa baik atau buruk perbuatan yang telah kita lakukan baik besar maupun kecil akan diminta pertanggungjawaban. Sungguh kegersangan dalam hidup dan kehidupan kita adalah hasil dari semua perbuatan kita sebelumnya. Karenanya, melalui blog ini saya mengajak supaya kita dapat berbagi kebaikan sehingga pada saat sampai di tujuan akhir, hanya kebaikanlah yang kita petik hasilnya.

Senin, 08 Juni 2009

Saya Memulai

Akhirnya, kegelisahan diri saya pun berakhir. Saya memutuskan untuk segera memulai blog ini.
Sebenarnya, saya masih terikat sebagai salah satu kontributor di blog milik teman saya. Namun mengingat kesibukan beliau dan juga tidak dimuatnya beberapa artikel akhirnya saya memutuskan untuk membuat blog sendiri. Saya berharap apa yang saya tulis di dalam blog ini dapat bermanfaat untuk kehidupan kita yang lebih baik.
Selamat Membaca dan mengikuti.