Senin, 07 Juli 2014

Sebuah Cerita untuk Pemilihan Umum Presiden Besok !

Saya cuma tertegun. Menyaksikan banyak komentar dan hujatan kepada Wakil Gubernur Jawa Barat di dunia maya. Mereka memprotes lantaran Beliau lebih banyak melakukan kegiatan Syuting Sinetron dan iklan ketimbang bekerja untuk rakyat. Saya berpikir, akankah kejadian yang sama terulang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 9 Juli 2014 besok ?

Lho, apa hubungannya? Jelas ada!

Bukankah pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Jawa Barat Tahun 2013 lalu, Beliau terpilih sebagai Pimpinan Daerah melalui proses pemungutan suara di TPS-TPS ? Siapakah yang memilih beliau? Jelas rakyat secara mayoritas! Rakyat mayoritas yang memilih Beliau sebagai Kepala Daerah. Konsekuensinya sudah jelas! Apa pun kebijakan dan tindak-tanduknya dalam memimpin Daerah sudah selayaknya di dukung. Termasuk keinginan Beliau untuk tetap bisa syuting sinetron dan iklan. Sehingga sungguh tidak layak ketika Beliau di berikan komentar negatif apalagi dihujat.

Lalu apakah tidak boleh mengkritik beliau ?
Kritikan jelas boleh. Namun lebih baik kritikan itu disampaikan secara langsung berupa nasehat. Bukan di sosial media apalagi dunia maya. Sebagai pendukung dan pemilih setia, sudah seharusnya menyampaikan nasehat. Bukan umpatan, caci maki apalagi hujatan.

Kenapa Saya boleh mengkritik? Sederhana ! Karena terus terang saya bukan memilih Beliau ketika Pemilukada kemarin. Sehingga, saya punya alasan untuk tetap mengkritisi apa pun kebijakan beliau dalam memimpin daerah Jawa Barat, yang kebetulan menjadi tempat saya tinggal. Cukuplah alasan tidak memilih beliau sebagai bahan utama mengapa saya tetap mengkritisi kebijakan-kebijakan serta tindak-tanduk Pemimpin Jawa Barat.

Lalu apa hubungannya dengan Pilpres besok? Saya cuma mengingatkan kepada anda semua pembaca Blog ini, konsistenlah dengan pilihan anda. Ketika pilihan anda dinyatakan sebagai "yang terpilih" (Maaf, saya tidak menyebutnya Pemenang karena ini dalam rangka memillih pemimpin bangsa dan negara BUKAN pertandingan-red), maka dukunglah apa pun langkah dan tindak tanduknya. Berikan nasehat sebatas yang anda mampu jika "yang terpilih" melakukan penyimpangan atau tindakan yang tidak pantas lainnya. Dukunglah sepenuhnya. Jangan memberikan umpatan apalagi hujatan di dunia maya maupun dunia nyata jika Beliau bertindak yang tidak pantas dan juga tidak berkeadlian.

Karena itulah, hati-hati sebelum anda menjatuhkan pilihan ! Karena suara yang anda berikan bukan cuma menentukan nasib negara dan bangsa selama 5 tahun ke depan akan tetapi bakal dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Jika pilihan anda yang menjadi pemimpin negara dan bangsa ini ternyata berbuat curang, fasik dan zalim, maka di Pengadilan Mahkamah Yang Maha Kuasa tidak ada alasan bagi Beliau untuk tidak meminta pertanggungjawaban anda sebagai pemilih!


Cilodong, Menjelang Sore 7 Juli 2014