Minggu, 05 Mei 2013

Kangen Bandara

Aku merasa tempat ini adalah bagian dari hidupku. Disinilah aku bertemu dengan berbagai macam ras manusia. Dari beragam latar suku bangsa, bahasa, warna kulit, agama, keyakinan bahkan golongan. Disinilah terlihat banyak wajah dalam berjuta rupa. Ada yang senang, bahagia, selalu ceria, bahkan sering bercanda ria, namun tidak sedikit yang berwajah masam, cemas, gundah gulana, sedih tak terkira, dan juga tertunduk lesu. Aku bisa merasakan saat bahagianya seorang sanak saudara yang bertemu dengan orang yang diharapkan. Peluk cium antara mereka seakan menjadi bahasa tubuh bahwa kebahagiaan tengah melingkupi mereka berdua. Tapi tak jarang pula, tidak jauh ditempat mereka bertemu dan melepas rindu ada wajah-wajah tertunduk lesu. Ketika bertemu sang handai taulan, mendapati kabar duka nan lara. Tak jarang, tangis pun pecah membahana tatkala yang diharapkan pulang ternyata kembali dalam jasad yang telah kaku.

Ditempat inilah berjuta bahkan bermilyar kisah antar manusia telah ditorehkan. Aku telah melihat dan mendengar banyak cerita, kisah, sejarah, epos dan edifikasi lain yang keluar dari lisan-lisan manusia yang sama-sama sedang menunggu giliran untuk membelah angkasa. Ku dapati banyak kesedihan, nasihat, pelajaran namun tak jarang pula umpatan dan makian kepada pihak-pihak tertentu. Ditempat inilah aku bisa merasakan getar cinta pasangan kekasih tatkala mereka harus berpisah satu sama lain di depan ruang keberangkatan. Ku rasakan getar kecemasan hati sang orang tua manakala mendengar pesawat sang buah hati harus tertunda karena sebab-sebab apa pun namanya. Ku bisa merasakan kesedihan yang menyemat dalam dada, ketika beberapa orang mendapati sang kerabat jua sahabat karib datang dengan sudah terbujur kaku. Aku pun bisa merasakan aura kebahagiaan seseorang tatkala seorang kawan datang membawa kabar gembira bahwa dia telah menemukan belahan jiwanya nun jauh disana. Aku pun bisa merasakan hangatnya pelukan sang bunda saat si buah hati yang menempuh studi di luar pulau datang membawa kabar bahwa dia telah diwisuda dengan nilai yang terbaik. Aku pun bisa merasakan kasih sayang seorang ayah, manakala sang putri tercinta yang masih balita telah kembali dengan selamat setelah berlibur sekian lama dengan sang ibu di surga dunia yang jauh.

Ada banyak torehan kata-kata yang telah terucap. Namun tak sedikit pula yang terpendam dalam hati dan lisan ini. Dari tempat inilah aku beranjangsana ke tempat-tempat yang jauh. Mengais rejeki dari Ilahi sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Kepala Keluarga dan Kepala Rumah Tangga. Agar kekasih hati tercinta tidak perlu bersusah payah. Supaya sang terkasih dan buah hati tercinta semakin sejahtera. Memantapkan hati dan tekad agar senantiasa mendapatkan kemudahan dalam perjalanan.

Ya, aku selalu kangen pada tempat ini. Kangen ingin bertemu dengan manusia lainnya. Kangen ingin menjadi bagian dari selaksa juta cerita yang ada. Kangen ingin menikmati suasananya. Kangen, karena disinilah aku mulai merajut hari. Menata tekad dan semangat. Memperbaharui niat. Menyempurnakan ikhtiar dan doa. Menatap dengan langkah pasti kedepan. Seiring dengan deru mesin pesawat yang membawaku ke pelosok yang jauh baik di nusantara maupun manca negara. Seiring dengan pengumuman dari suara-suara lembut tapi keras memanggil para penumpang untuk naik. Seiring dengan terbitnya mentari pagi dan tenggelamnya sang surya di ufuk barat. Juga dengan langkah dan restu dari pendamping hidupku manakala keluar melangkahkan kaki dari rumah menuju tempat ini.

Ya, aku selalu kangen …………. Bandara !

Banda Aceh, 25 April 2013 menjelang dini hari. Di sempurnakan di Tana Toraja, 2 Mei 2013.