Kamis, 18 Juni 2009

Sebuah Awal

Sang Maha Guru Bijaksana sekaligus Utusan Tuhan Terakhir, Rasullullah SAW mengeluarkan sabda yang sangat fenomenal. Sabdanya antara lain sebagai berikut :

"Sesungguhnya segala sesuatu tergantung dari apa yang diniatkannya. Dan sungguh seseorang akan mengikuti apa yang diniatkan dalam hatinya. Siapa saja yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang berhijrah karena takut mengalami kerugian dari perdagangannya (bisnis) atau karena wanita yang ingin di nikahinya, maka hijrahnya akan sampai kepada apa yang diniatkannya". (HR Bukhari & Muslim)

Karenanya niat, meskipun hanya persoalan kecil dalam hati manusia,  menjadi sangat penting. Jika seseorang bekerja karena niat kepada Allah, maka sudah jelas akan mendapatkan balasan dari Allah. Dia tidak akan perduli kepada balasan dari sesama manusia. Apakah baik ataukah buruk. Sehingga seandainya manusia membalasnya atau memberikan imbalan, maka dia akan bersyukur dan mengembalikannnya kepada Allah. Namun jika seandainya manusia tidak membalasnya atau bahkan merendahkan dan mengingkarinya maka dia tak akan kecewa. Dia akan bersabar dan mengembalikan sepenuhnya kepada Allah.

Coba perhatikan apabila seseorang bekerja bukan karena niat kepada Allah, maka tentunya dia akan berusaha memperoleh balasan dari sesama manusia. Jika manusia membalasnya atau memberikan imbalan maka dia akan lupa diri. Demikian pula jika manusia tidak membalasnya atau merendahkannya maka dia akan kecewa, marah dan sedih. Jiwanya menjadi rapuh dan tidak berbahagia. Sungguh sangat tersiksa jika berada di keadaan yang demikian.

Karena pentingnya niat maka tidak heran seorang Ulama Tabi'in terkemuka bernama Abdullah Ibnu Mubarok r.a. pernah mengatakan, "Betapa banyak pekerjaan besar menjadi kecil tidak bernilai karena niatnya bukan karena Allah. Sebaliknya betapa banyak pekerjaan kecil menjadi bernilai besar karena diniatkan karena Allah".

Karena itu Saudaraku, marilah kita sama-sama merenung. Apakah kita dalam bekerja, belajar dan beraktivitas di dasari karena niat kepada Allah ? Apakah kita telah benar-benar ikhlas niat kepada-Nya ? Hanya mengharap balasan dari-Nya ? ataukah ada niat yang lain selain untuk-Nya sehingga kita mengharap kepada selain-Nya yang artinya harus bersiap menuai kekecewaan ?

Saudaraku, sungguh pengembaraan ini sangat panjang dan lama. Masih ada tahapan-tahapan kehidupan yang harus kita jalani sebelum sampai di tujuan akhir kita. Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Sungguh sebuah kesia-siaan apabila kita hidup bukan untuk-Nya. Menjalani hidup selain jalan-Nya dan mengharap kepada selain-Nya. Lalu jika memang Dia Yang Maha Kuasa merupakan akhir dari pengembaraan kita, mengapa tidak sejak awal kita mengabdikan hidup hanya kepada-Nya ?

Sekedar pengingat, inilah kalimat yang senantiasa kita ucapkan minimal lima kali sehari ketika berdiri di hadapan-Nya.

"Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku. Hanya untuk-Mu, Allah penguasa alam semesta".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar