Rabu, 29 Desember 2010

Indonesia (Ternyata) Belum Belajar dari Irak!

Final Leg II Piala AFF 2010 yang digelar pada 29 Desember 2010 kemarin sama sekali tidak membuat saya tertarik lagi. Hasil akhir sudah bisa ditebak. Pada akhirnya, menurut ramalan saya, Malaysia-lah yang meraih trofi tersebut. Seandainya Indonesia memenangkan pertandingan pun tetap tidak merubah hasil akhir. Malaysia keluar sebagai juara. Ternyata, boleh percaya boleh tidak, ramalan saya berbuah menjadi kenyataan.

Saya masih ingat sekitar tiga tahun lalu ketika Piala Asia digelar di Indonesia. Meskipun sudah ditonton Presiden sekali pun ternyata Indonesia harus tetap tersingkir di babak penyisihan. Hasil akhir dari perhelatan sepakbola terbesar se Asia tersebut ternyata penuh dengan kejutan. Irak, negeri yang tengah dijajah Amerika Serikat dan selalu terjadi pertikaian berdarah setiap harinya, ternyata keluar sebagai pemenang. Menyingkirkan negara-negara Asia yang sudah menjadi langganan tetap peserta Piala Dunia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Tidak dibayangkan sebelumnya jika negeri yang sedang kacau balau dan hampir setiap hari terjadi pertumpahan darah ternyata mampu menorehkan prestasi sepak bola yang sungguh luar biasa.

Jika dilihat dari komposisi pemain, maka tidak ada satu pun pemain Irak yang berasal dari program naturalisasi. Tidak ada satu pun diantara pemain tersebut yang dijanjikan bonus milyaran rupiah jika menjadi juara. Juga mereka tidak pernah menghadiri acara istighotsah akbar yang digelar di pesantren besar. Tidak pernah pula mereka mengalami publisitas yang luar biasa dari media massa. Bahkan ketika berangkat ke Indonesia pun hanya pemberitaan ala kadarnya. Sepulangnya meraih trofi hanya penyambutan dari rakyat saja yang mereka peroleh plus seremonial sederhana. Selebihnya tidak ada. Yang makin membuat saya terkejut, tidak ada satu pun diantara mereka menjadi pemain bintang yang bersinar di Liga Eropa, Asia maupun Amerika.

Mengapa mereka mampu menjadi juara? Kuncinya ternyata sangat sederhana. Kerja sama tim yang baik. Tanpa ada kerja sama tim yang baik, maka permainan individu tidak akan ada gunanya. Tanpa ada kerja sama tim yang baik pula, maka tidak akan pernah tercipta permainan sepakbola yang indah berujung kemenangan yang manis. Tanpa ada kerja sama tim yang baik adanya, maka tidak akan pernah ada permainan sepakbola.

Masing-masing anggota Tim Irak tahu betul kapan harus bersama-sama menyerang. Kapan harus sama-sama bertahan dan tidak segan-segan membagi bola jika dilihat ada anggota yang berada di posisi terbaik untuk mengegolkan bola ke gawang lawan. Mereka betul-betul disiplin jika terjadi serangan balik lawan dan menutup rapat celah-celah yang bisa digunakan lawan untuk membobol gawang mereka. Tidak ada lagi mana bek, gelandang, maupun penyerang. Semua kompak dalam bertahan dan menyerang. Hasilnya? Trofi Piala Asia mampu mereka bawa pulang.

Terkadang kita lupa bahwa kesederhanaan pada hakekatnya adalah sebuah kekuatan yang sangat dahsyat. Kerjasama tim yang baik adalah rumus sederhana dalam permainan sepakbola yang sering kita lupakan. Kita sering kali berakrobat untuk mendapatkan strategi jitu, cara yang canggih, dan lebih mengandalkan pada kemampuan cantik masing-masing individu dalam mengolah bola. Tapi sama sekali melupakan kerjasama tim. Hasil dari pertandingan demi pertandingan Piala AFF 2010 menunjukkan bahwa kerjasama tim ternyata menjadi barang langka di Timnas kita. Rupanya, kemenangan Irak dalam meraih Piala Asia di Indonesia pada tahun 2007 sama sekali tidak menjadi pelajaran apa lagi sekedar inspirasi buat kita semua. Tak heran, jika ternyata kita selalu terjatuh pada lubang yang sama!

Jika berpikir jangka panjang, akan ada pertandingan akbar yang menanti Timnas Indonesia mendatang untuk dimenangkan sebagai pengobat luka bangsa yang semakin perih ini. Yakni SEA Games 2011 di Palembang dan Kualifikasi Piala Dunia 2014 yang akan mulai digelar di pertengahan 2012. Apakah para pengurus PSSI dan juga pelatih serta semua pemain Timnas kita menyadari hal tersebut dan mau meningkatkan kualitas kerjasama timnya? Wallahua'lam. Saya tidak mampu dan tidak mau untuk menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar