Pada awalnya, saya membayangkan akan menemukan suasana yang menjemukan. Seperti cerita teman-teman yang mengikuti Diklatpim Tingkat IV, rata-rata mereka menemukan suasana yang cenderung formal dan kaku. Saya pun merasa dengan ditugaskan oleh pimpinan untuk mengikuti Diklatpim Tingkat IV ini seperti mengirimkan saya ke penjara.
Namun sedikit demi sedikit kesan tersebut mulai terkikis. Saya secara pribadi mulai mendapatkan teman-teman baru dari luar instansi saya. Saya mulai terkesan dengan gaya melucu dan konyol yang kerap terjadi diantara kita. Ada Akbar sang penidur, Yanuar yang senang bicara, Yusuf yang tenang, Alin yang sering bertanya panjang dan lebar namun kadang tidak fokus, Bunda Dewi yang periang, Cecep yang lucu, Bu Ayu yang serius, dan lain sebagainya. Karakter yang begitu aneka warna inilah yang memperkaya wawasan saya. Justru inilah ladang pembuktian untuk mengamalkan dan mempraktekan ilmu tentang manusia yang pernah saya dapatkan dulu di negeri orang.
Saya merasa bukan dalam suasana diklat. Meskipun isi materi maupun sistem pengajaran dari Diklatpim Tingkat IV ini biasa-biasa saja menurut saya, namun yang membuat tidak biasa adalah para peserta di dalamnya. Saya banyak mendapatkan pembelajaran-pembelajaran penting dari mereka. Bahwa hidup ternyata penuh warna dan lika-likunya tersendiri. Saya begitu bahagia karena sedikit lebih banyak telah menjadi bagian dari hidup mereka.
Kebersamaan dan kekompakan. Itulah yang saya pelajari dari semua peserta Diklatpim Tingkat IV ini. Sebuah nilai yang berhasil ditanamkan tanpa harus meniru disiplin ala militer. Tak perlu dipersatukan oleh hukuman-hukuman fisik yang konyol atau makan bersama dengan diawasi oleh penyelia. Namun semua mengalir begitu saja. Sebuah hal yang dapat terjadi apabila ada pertautan hati. Tanpa pertautan hati mustahil sebuah kebersamaan serta kekompakan akan terjalin diantara manusia yang sangat berbeda warna tersebut.
Pejabat yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan diklat pernah berseloroh bahkan bragging bahwa banyak peserta yang ingin Diklatpim-nya di perpanjang. Saya memang ingin sekali Diklatpim Tingkat IV ini diperpanjang. Bukan karena ingin mendengar ocehan widyaiswara. Bukan pula karena ingin menambah pengetahuan, karena apa yang diajarkan disini sama sekali bukanlah hal yang baru bagi saya. Tapi karena ingin menambah kebersamaan. Karena ingin merasai kekompakan yang telah kami bangun lebih lama lagi. Karena ingin terus berada ditengah warna-warni yang mampu mengajarkan saya arti sebuah persahabatan dan persaudaraan. Oleh karena itu, saya pastinya akan semakin merindukan untuk dapat bertemu meskipun masing-masing peserta nantinya akan kembali tenggelam pada aktivitas di tiap-tiap instansinya.
Wahai kawan-kawan peserta Diklatpim Tingkat IV Angkatan Pertama Lembaga Administrasi Negara tahun 2011, sungguh saya akan senantiasa merindukan kalian. Berharap kita semua bisa bertemu di Diklatpim Tingkat Satu. Namun andaikata harapanku tak terkabul, maka ketahuilah bahwa keberadaan kalian akan selalu di ada dihatiku. Akan kubuka ruang nurani dan sanubari untuk kalian, karena kalian telah mengajarkan hal yang terpenting dalam hidup ini. Kuberjanji, akan kuteruskan nilai-nilai kebersamaan dan kekompakan yang telah kudapat dari kalian kepada anak dan cucuku kelak. Meskipun hari ini kita terpisah di dunia, kelak kita akan bersatu kembali di alam keabadian di akhirat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar